Selama masih normal,
maka tak seorangpun yang mau dikatakan gagal. Maka ada istilah kegagalan adalah
kesuksesan yang tertunda. Sebuah ungkapan yang selalu memberikan
harapan-harapan sehingga kesadaran akan peran waktu dalam memberikan kesempatan
kedua, ketiga, keempat dan seterusnya untuk mencapai mimpi-mimpi suksesnya.
Kalau ditanyakan kepada orang secara umum tentang makna sukses, maka indikator
sukses berkisar –minimal- pada tiga hal yaitu memiliki banyak uang atau harta,
punya jabatan dan popularitas atau terkenal. Ketiga indikator itu secara
manusiawi tidak ada yang salah, karena sangat terukur. Tetapi bagi orang yang
beriman ada indikator kesuksesan yang meskipun sangat sulit mengukurnya tetapi
indikator kesuksesan yang ini sangat menentukan dalam keabadian. Secara
tersurat Rasulullah mengingatkan bahwa orang yang cerdas dan sukses adalah
orang yang sadar akan kehidupan setelah kematian, sehingga ia
berjuang
keras mencari bekal untuk kembali ke sana. Indikator kesuksesan yang bersifat imanian
ini adalah bermanfaat untuk orang lain, mati dalam keadaan husnul khotimah,
masuk surga dan dijauhkan dari api neraka. Karena bersifat imanian, maka faktor
pemahaman terhadap agama harus benar secara ketercakupan serta ketuntasan
(syumuliyah dan kaffah), agar setiap ummat yang beriman dapat mengukur
indikator kesuksesan yang hakiki. Pemahaman yang benar memandunya pada
keseimbangan dalam mengelola hidupnya. Bagi orang yang benar dalam
pemahamannya, tidak akan berorientasi akherat saja kemudian meninggalkan
dunianya. Tetapi justru mempunyai kesadaran penuh bahwa dunia adalah merupakan
ladang amal, ladang pengabdian, kapitalisasi kenikmatan yang dilimpah-curahkan
Allah untuk sebesar-besarnya meraih bekal untuk kembali kepada sang Khaliq.
Harta yang banyak, jabatan yang dimiliki dan popularitasnya adalah merupakan
kesempatan baginya untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi manusia
lain, untuk mengharap husnul khotimah, dan merealisasikan doa yang selalu
dipanjatkan di setiap kesempatan : robbanaa aatina fidunya hasanah
wafil akhiroti hasanah waqinaa ‘adzabannaar. Jadi keterpaduan antara
kepribadiannya sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah di muka bumi.
Category:
motivasi
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response.
0 Responses